MAJALENGKA — Kabar duka datang dari Mesir dan mengguncang keluarga besar di Kabupaten Majalengka. Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI), Yayah Komariah, dilaporkan meninggal dunia dalam kondisi yang diduga kuat akibat kekerasan yang dilakukan oleh suaminya sendiri.
Informasi mengenai kematian Yayah diterima keluarga pada Kamis, 4 Desember 2025. Melalui sambungan telepon dari seorang aktivis, keluarga diberitahu bahwa Yayah meninggal dengan cara tidak wajar. KBRI Mesir kemudian mengonfirmasi adanya dugaan tindak kekerasan yang menyebabkan kematian tersebut.
Dugaan KDRT Jadi Penyebab Kematian
Keterangan keluarga menyebutkan bahwa rumah tangga Yayah di Mesir sudah lama tidak harmonis. Perselisihan dengan suaminya diduga sering terjadi, hingga akhirnya berujung pada tindakan kekerasan fatal. Meskipun sempat mendapatkan pertolongan medis, Yayah tidak berhasil diselamatkan.
Di media sosial, muncul beragam kabar mengenai kondisi jenazah yang disebut mengalami luka berat. Namun pihak keluarga memilih menahan diri dan menunggu laporan resmi dari otoritas Mesir serta KBRI.
Seruan Keluarga: Pulangkan Jenazah dan Usut Tuntas Pelaku
Keluarga Yayah kini mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah nyata. Mereka berharap jenazah bisa segera dipulangkan dan proses hukum terhadap pelaku dilakukan secara transparan.
“Kami hanya ingin Yayah segera dipulangkan. Kami butuh kepastian soal apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Sri, salah satu anggota keluarga, dengan suara lirih.
Merantau Tanpa Prosedur Resmi dan Tak Ada Kabar Selama Bertahun-tahun
Yayah diketahui pertama kali merantau ke Mesir pada tahun 2008. Setelah kembali ke Indonesia, ia kembali berangkat bekerja pada tahun 2019. Pada masa awal, hubungan komunikasi dengan keluarga masih terjalin. Namun setelah menikah di Mesir, pihak keluarga kehilangan kontak selama bertahun-tahun.
Kepala Desa Tegalsari menuturkan bahwa keberangkatan Yayah ke Mesir tidak melalui jalur resmi. Kondisi ini membuat posisi Yayah semakin sulit ketika mengalami masalah di negara tujuan.
Pemerintah Diminta Perkuat Perlindungan Pekerja Migran
Pemerintah desa bersama keluarga meminta pemerintah pusat untuk segera turun tangan. Mereka berharap pemulangan jenazah dapat dipercepat dan seluruh proses hukum terhadap pelaku kekerasan bisa berjalan dengan tegas.
Kasus tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan maksimal bagi PMI, terutama yang berangkat non-prosedural. Pengawasan dan edukasi dinilai perlu diperkuat agar tragedi serupa tidak kembali terjadi.